Story of My Life in MAN 2 Kudus Part I



Story of My Life in MAN 2 Kudus


            Hey, did you know about my story in MAN 2 KUDUS?. Pastinya kalian yang tidak bersekolah denganku di satu sekolah saat di MAN juga tidak akan mengetahunya. Aku mempunyai kehidupan yang sangat istimewa di MAN 2 KUDUS. 
            Di postingku kali ini aku akan menceritakan kepada kalian betapa istimewanya kehidupan Biru kotak-kotak (bagi lulusan SMA bisa dibaca  putih abu-abu). Berawal dari pendaftaran pada tahun 2011. Tepatnya saya lupa karena sudah lama sih. Aku didaftarkan ayahku saat itu karena pada saat pendaftaran aku masih berada di Pondok Mansajul Ulum Pati. Sebenarnya aku ingin melanjutkan sekolah yang masih satu yayasan di MTs ku karena sudah terbilang nyaman disitu tetapi apalah daya. Aku sebagai anak harus menurut dan tawadhu’ pada orang tua.

            Tes ujian masuk terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama yaitu tes TPA yang terdiri dari 100 soal dalam 60 menit. Nantinya dari jumlah pendaftar hanya dipilih 100 orang untuk maju ke tahap selanjutnya. Setelah pengumuman akhirnya aku lolos di 100 besar. Namun posisiku mendekati angka 100 itu :V. Setelah itu adalah tahap wawancara. Orang tua diwawancarai sedangkan calon siswa mengisi angket yang berhubungan dengan motivasi masuk di sekolah ini. Di 100 orang tersebut telah dibagi menjadi 2 yaitu boarding dan non boarding.  Terdapat  32 calon siswa yang memilih boarding termasuk aku dan sisanya berada di non boarding. dalam tahap ini hanya diambil 30 siswa dari boarding dan 30 siswa dari non boarding. dapat diambil kesimpulan peluang masuk boarding lebih mudah daripada non boarding. dan akhirnya aku lolos sebagai siswa boarding MAN 2 KUDUS.
            Ospek disana diadakan 3 hari. Seperti biasanya ospek sangat membosankan karena disuruh membawa benda yang aneh-aneh. Karena aku berada di boarding kendala yang muncul adalah masalah transportasi karena kami yang berada di boarding tidak membawa kendaraan pribadi. Akhirnya kami meminjam kendaraan pengasuh dan perwakilan dari kelas kami membeli semua perlengkapan tersebut. ^_^” . Sebagian guru dan temanku heran mengapa aku mempunyai riwayat pendidikan yang tidak biasa karena aku lulusan sekolah di Pati dan berasal dari Semarang. Aku merasa bangga karena aku adalah anak yang merantau mencari kitab suci berkelana mendaki gunung melewati lembah. ^_^”  Bahkan saat perkenalan ada guru yang keheranan tentang rambutku yang selalu melawan gravitasi ini. Dengan polosnya aku menjawab “ini gawan bayi pak”. Sontak semua yang ada di kelas tertawa atas jawabanku.
            Di MAN 2 KUDUS terdapat 2 sistem kelas. Ada reguler dan BCS (Bilingual Class System). Saat itu BCS tiap angkatan hanya terdapat 2 kelas yaitu boarding dan non boarding. aku baru menyadari itu sesaat setelah ospek berlangsung. Seringkali perbedaan itu yang menjadikan kami siswa BCS merasa di nomor satukan. BCS hanya terdapat jurusan IPA saja. Otomatis ketika kelas XI dan XII nanti aku akan langsung masuk di jurusan IPA. Sebenarnya yang membedakan BCS dengan Reguler adalah jam pelajaran di BCS yang lebih condong ke pelajaran IPA dengan mengurangi jam pelajaran IPS dan di BCS terdapat mentoring setiap hari Senin-Kamis pada jam 13.00 sampai jam 14.00 hari jum’at jam 13.30 - 03.00
            Bulan bulan awal sih memang terkesan hening dan malu-malu karena sebagian dari kami belum mengenal satu sama lain. Rata-rata yang mengobrol hanyalah teman yang sudah kenal saat di SMP atau MTs dulu. Terlebih aku yang sudah tidak biasa berbicara dengan lawan jenis tiga tahun terakhir karena aku berada di pondok dan sekolahku dulu antara siswa dan siswi dipisah kelasnya. Bahkan melihat wajah lawan jenispun terkadang masih sangat gugup. Ah memang saat itu adalah masa adaptasiku dari anak pondok menjadi anak boarding. setelah sekian lama aku berada di kelas X-9  akhirnya aku mengenal semua teman-temanku disana. Terdapat 30 anak yang terdiri dari 9 siswa dan 21 siswi. Yang cowok terdiri dari Abiq dari Semarang. Mujib dan Yusuf dari Pati. Zaqi, Shiddiq dan Gilang dari Jepara. Fariz, Ivan dan Fashih dari Kudus. Sedangkan yang cewek terdiri dari Aisy, Aivy, Hindun, Liftia, Harlind dari Pati. Mojo, Ivana, Syifa, Dina, Suci, Putri, Devi dari Jepara. Ekadina, Vania, Nike, Sasa, Shofia, Muzda dari Kudus. Bella dan Nikmah dari Blora. Vela dari Demak.
            Menjelang UTS perdana kami di MAN 2 Kudus kami diberitahukan bahwa ada sistem replacement di BCS. Barang siapa bagi siswa yang tidak sanggup mengikuti proses pembelajaran di BCS akan dipindahkan ke kelas reguler. Dan di BCS terdapat Independent Test yang biasanya diadakan seminggu sebelum pelakasanaan Ujian Bersama. Materi Independent Test adalah Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. Nilai Independent test tidak masuk dalam rapot tetapi akan menjadi patokan dalam replacement. Setelah info itu tersebar kami merasa gelisah. Satu hal yang memang berbeda dari sistem sebelumnya yaitu saat pelajaran Matematika dan Kimia. Guru mapel tersebut lebih sering menjelaskan hanya lewat lisan belaka. Dan aku masih ingat nilai ulangan harian matematika pertamaku di X-9. Dari 10 nomer aku hanya bisa menjawab 4 saja. Nilai tertinggi mendapatkan nilai 6 dan banyak yang mendapatkan nilai Nol. Kami memang belum terbiasa dengan hal yang seperti itu. Begitu pula mayoritas temanku juga berpendapat seperti itu. Tak sedikit yang stress gara-gara “REPLACEMENT”. Replacement diadakan pada saat semesteran saja. Jadi hanya 2 kali dalam setahun. 
            Independent Test perdanaku dan UTS sudah berlalu. Ternyata Independent Test terkadang soalnya menggunakan Bahasa Inggris. Jadi terkadang aku kesulitan untuk mengartikannya. Hasil telah keluar dan saatnya mengucapkan “Astagfirullah”. Nilaiku jelek-jelek. Namun tetap tidak yang terjelek. Yang aku kagumi di kelas ini adalah teman-temanku yang sangat rajin dalam belajar namun sering mengantuk. Tidur dikelas sudah hal yang tidak asing lagi di kelasku ini. Disamping suhu ruangan yang sejuk dengan AC juga karena gurunya yang terkadang membosankan. Jujur saja, kami kelas BCS jarang untuk tidur siang. Kami diwajibkan untuk mengikuti mentoring saat yang lainnya sedang enak tidur siang dan bermain di rumah. Namun guruku berkata “kalian harus bersabar karena barangsiapa yang menanam bakal memanen. Jika kamu berusaha melebihi orang lain maka yang kamu dapatkan akan melebihi orang lain.”

To be Continued. . .

Komentar

  1. untuk biaya per bulan berapa ya di MAN 2 Kudus yang boarding school

    BalasHapus
  2. 700 termasuk uang SPP waktu jamanku dulu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer