Let's Move. Say F*ck to Fat
Hello you. Minggu pagi semangat
weekend. Aku sengaja meliburkan diri untuk hari ini. Setelah penatnya menulis
berlembar-lembar laporan aku memutuskan untuk istirahat di hari ini sebelum
nantinya akan menulis laporan kembali dan menjalani rutinitasku sebagai
mahasiswa. Padahal hari ini ada agenda aksi di CFD Simpang 5 untuk memperingati
HarDikNas. Tapi aku lebih memilih mencuci motor, olah raga, dan menulis blog
ini untuk menghilangkan penat.
Disini aku akan bercerita tentang
hidupku soal apa yang telah kudapat dan lika-liku kehidupanku untuk
mendapatkannya. Dapet apa sih?. This is about my body. Postingan ini kutulis
berdasarkan omongan orang tentang aku yang katanya kurusan. :D. bahkan ada yang
menanyakan tentang tips dietku.
Sebelum aku menjelaskan tentang cara
dietku, aku ingin bercerita tentang masa laluku. Dulu aku sangat kurus. Dulu
memang masa-masa prihatin. Orang tua masih mengontrak rumah, dan hidup
sederhana. Waktu SD aku juga tergolong kurus. Namun tinggiku melebihi rata-rata
teman sekelas.
Awal diriku mengalami perbaikan gizi
adalah ketika papah ditugaskan untuk menjadi petugas haji saat aku kelas 4 SD.
Mamah memberikanku makan yang lebih karena Alhamdulillah mempunyai uang lebih.
Oh iya, aku sudah diajari untuk menghabiskan makanan yang di piring tanpa
tersisa. Tujuannya agar tidak mubadzir. Kasihan para petani yang susah payah
menanam padi ujar beliau. Karena biasa diambilkan porsi makan oleh mamah aku
terpaksa menghabiskan porsi yang tidak biasa itu. Kadang aku menghabiskan
makanan dengan menonton kartun yang ditayangkan di televisi, namun ketika mamah
geregetan karena aku terlalu lama dalam menghabiskan makanan maka
terkadang tvnya dimatikan dan aku disuapin dengan porsi jumbo hingga mulutku
penuh dengan suapan mamah. Istilahnya jawanya molo-molo.
Hal tersebut membuatku menjadi
sedikit lebih berisi. Dibilang tidak kurus maupun tidak gendut, istilahnya
ideal. Namun hal tersebut hanya bersifat sementara saja. Aku memasuki pondok
pesantren ketika MTs yang setingkat dengan SMP. Aku mondok di Pati selama 3
tahun. Disana aku dituntut untuk mengatur keuanganku sendiri. Aku diberi sangu
400k untuk sebulan. Otomatis makanku tidak sebanyak seperti aku makan dirumah
karena harus ngirit pengeluaran. Bahkan ketika uang sudah di ujung tanduk aku
berpuasa Senin-Kamis. Alhasil tubuhku jadi kurus kembali plus tambah hitam karena
hawanya lebih panas daripada di Semarang.
Dipondok aku hanya pulang 5 kali
dalam setahun. Aku pulang hanya saat libur panjang saja. Ketika aku pulang aku
diberi makanan banyak. Bahkan orang tuaku langsung menyembelihkan ayam ketika
mendapat kabar aku hendak pulang dari pondok ;). Namun hal tersebut tidak
membuatku menambah berat badan karena lebih banyak tirakatnya di pondok daripada
di rumah :v
Setelah mondok 3 tahun di Pati, aku
melanjutkan sekolah di Madrasah Aliyah di Kudus. Disana aku mendapatkan
kehidupan yang tidak seburuk di Pondok. Untuk urusan makanan sudah disediakan,
untuk nasi sayur bias mengambil sepuasnya. Hal tersebut membuat tubuhku menjadi
sedikit lebih berisi namun tetap tidak bisa dibilang gemuk, apalagi obesitas
:v.
Masa transisi antara Aliyah dengan
bangku kuliah adalah masa yang menyenangkan. Apalagi kalau sudah mendapatkan
tempat kuliah. Kurang lebih selama 3 bulan dihabiskan di rumah. Ketika dirumah
nafsu makanku tidak terkendali. Makan sepuasnya. Kalau lapar tinggal ke dapur. Tidak
pernah olah raga menjadikan tubuhku agak gemuk. Pipi mulai terlihat tembem -_-“
3 semester aku terlihat gemuk. Sampai
pada awal 2016 aku membuat resolusi untuk meng-idealkan tubuh ini. tujuan utamanya
untuk membentuk perut sixpack. Namun hal tersebut membutuhkan berat yang ideal
terlebih dahulu. Aku mulai berolahraga dengan video tutorial di Youtube di
bulan Febuari. Aku juga mengurangi porsi makanku. Aku makan ketika sudah
benar-benar lapar. Aku memilih untuk tidur awal daripada harus makan di malam
hari. Aku menambah variasi olah ragaku dengan lari pagi, cardio, sampai olah
raga pembentuk tubuh bagian perut. Dengan dibantu aplikasi SWORKIT yang
terdapat di play store aku menirukan gerakan dari layar smartphone.
Boom. Setelah 2 bulan berlalu,
ternyata berat badanku tidak kunjung turun. -_-‘. Namun anehnya aku dibilang
teman-temanku bahwa aku terlihat kurusan dari semester sebelumnya. Memang sih
aku melihat perutku agak sedikit datar dari sebelumnya yang kelihatan cembung. Namun
berat badanku sama saja :v. aku juga merasa lenganku kelihatan lebih berotot
dari sebelumnya. Alhamdulillah berhasil sedikit mengalami perubahan.
Oh iya. Jauh sebelum itu, sejak
Aliyah teman-temanku sudah sering menanyakan apa yang kuperbuat untuk membentuk
lengan AGAK kekar seperti ini. Aku sendiri sebenarnya juga tidak tahu apa
penyebabnya. Namun aku ketika SD sudah sering angkat-angkat benda berat. Ketika
disuruh beli minyak tanah, mengangkat galon, dll. Ketika di MTs sering angkat barbell
buatan anak santri yang hanya menggunakan semen yang ditaruh kedalam wadah cat
bekas. Lalu waktu Aliyah sering bermain badminton sampai tanganku pegal dan
terasa berat untuk mengangkat segelas air(trust me). Lalu waktu maba sering
disuruh Push up oleh senior :v. yak itu tips dari aku buat kamu yang mau
nurunin berat badan. Aku juga masih berusaha buat men-sixpack-kan perut ini. Yuk
olah raga bareng. ^_^”
Komentar
Posting Komentar