Numpak BRT
Hello fellas, kalian tahu kan kalau
aku adalah anak Semarang. Yap Semarang adalah kota ATLAS. ATLAS sendiri adalah
singkatan dari Aman Tertib Lancar Asri Sehat. Semarang memiliki ciri khas yang
sangat banyak. Diantaranya Tugu muda, Lawang sewu, Lunpia semarang, Bandeng
presto, dll.
Dalam bidang transportasi, Kota
Semarang memiliki alat transportasi yang tidak semua wilayah memiliki. Bus
Trans Semarang atau yang dikenal BRT adalah alat transportasi yang ada di
Semarang. Bus BRT sangat murah tarifnya sehingga netizen banyak yang memilih
naik bus BRT daripada transportasi lainnya. Namun sesuatu selain tuhan pasti
ada kelebihan dan ada kekurangan disampingnya.
Dan inilah
kisahku di bus BRT.
Kemarin siang aku naik bus BRT.
Kemarin aku tidak mengendarai motorku karena aku pergi ke kampus diantar oleh
ayahku (Kayak anak kecil >,< ). Seusai ujian aku meminta tolong kepada
temanku untuk mengantarkanku ke Halte BRT terdekat karena jarak Kampus Elektro
dengan Halte sangat jauh. Daripada mengeluarkan uang untuk angkot mending
nebeng temen ^_^” irit. Temanku bersedia mengantarkanku ke halte namun ternyata
dia malah mau makan terlebih dahulu. Padalah saat itu perutku sedang
bermasalah. Serasa perih dan rasanya ingin boker. Tak jarang pantat serasa mengeluarkan
angin yang pasti bukan kentut karena itu tidak berbau dan bersuara. Ditambah
dengan ereksi perutku yang hanya aku mengganggu membuat hari itu menjadi
kelabu. Alhasil aku hanya pesan minuman dan makan beberapa gorengan. Aku takut
kekenyangan dan nantinya eek di celana.
Setelah selesai makan, temanku
bersiap untuk mengantarku ke halte dekat patung kuda (sebenarnya patung
pangeran diponegoro sedang naik kuda). Sempat di perjalanan aku terpaksa
berjalan untuk menghindari lalat ijo karena aku tak bawa helm saat itu v: . Tak
perlu menunggu lama bis BRT pun datang. Sudah kuduga, tempat full dan aku
berdiri sendirian dengan mas-mas pemberi karcis. Tarif BRT cukup murah. 3.500,-
untuk umum dan 1000,- bagi pelajar. Teringat saat MAN pernah naik BRT. Cuma seribu
bisa sampai pangkalan ojek dekat rumah T_^”.
Hari itu tak biasa karena ada yang
tidak biasa :D. Perutku bermasalah. Sepanjang perjalanan aku menahan kentut.
Aku masih mempunyai rasa iba terhadap orang disekitarku. Aku tidak mau meracuni
mereka. Aku hanya berharap untuk segera sampai rumah dan melampiaskan
kesakitanku ini pada lubang septic tank yang hina tapi ngangenin kalo kebelet
boker.
Bis BRT mempunyai banyak jurusan.
Namun jika ingin ke tujuan lain yang tidak sesuai dengan bis saat naik maka akan
dioper di shelter tertentu. Aku naik BRT dari Tembalang dan tujuanku Mijen.
Harus berhenti di 2 shelter dan naik 3 bis. Cukup memakan waktu kala itu
ditambah dengan posisi berdiri dan
berdesak-desakkan. Siang hari tepat keadaannya pengap, AC tidak terasa,
bau keringat dan ketek bertebaran menjadi satu dalam bis tersebut. tanganku
mulai pegal memegang handel diatas. Sesekali aku menggantikan tangan untuk
memegang handel karena memang membuat tangan pegal. Sebenarnya berdiri di bis
itu keren. Dengan berdiri maka anda mengalah untuk memberikan tempat duduk
kepada yang lebih memmbutuhkan seperti lansia, ibu hamil, anak-anak atau orang
yang cacat. Terkadang aku prihatin kepada pria muda yang tidak peka ada ibu-ibu
berdiri tidak mendapat tempat duduk. Berdiri di bis memang keren. Dengan style
yang bisa diatur menjadi cool ditambah headset akan menjadi pusat perhatian
bagi orang yang duduk. Tetapi perlu digaris bawahi. Hal tersebut mungkin
terjadi jika yang berdiri itu sedikit karena menjadi orang yang beda. Kalau
banyak ya gajadi keren -_-“
Sempat dalam bus aku meminta maaf
kepada seorang ibu yang duduk di sebelahku. Tas selempang yang biasa kugunakan
sering mengenai anaknya yang tidur dipangkuannya karena goncangan dan dorongan
dari penumpang yang berdiri. Aku juga sempat merasakan serba salah. Kenapa?. Karena
salah satu tanganku sering menyenggol p*nt*t orang lain. -_-“. Aku jadi bingung
sendiri menempatkan tangan. Kalau kedua tanganku kugunakan untuk memegang
pegangan di langit2 maka akan cepat capek. Jadinya Cuma salah satu saja tangan
yang kugunakan untuk penyangga. Memang menyentuh bagian dari tubuh orang lain
bukanlah hal yang kusengaja. Namun tetap saja ada perasaan bersalah. Saat ini
memang bis BRT sudah memisahkan antara penumpang pria dan wanita, tapi saat itu
aku berada di tengah perbatasan pria dan wanita -_-“. Yasudahlah
dibetah-betahin dulu.
NB :pasti
ada diantara kalian yang setelah membaca postingan diatas beranggapan bahwa aku alay ^_^”. Tapi whatever saja, inilah
aku apa adanya. Yang penting kamu sudah baca postinganku aja aku sudah senang. Selamat
menunggu postinganku selanjutnya.
Komentar
Posting Komentar