Kisah Perjuanganku Mencari Kampus



Namaku ‘Abiq Muhammad Faesal. Aku lulusan dari MAN 2 KUDUS tahun 2014. Aku termasuk anak yang tak begitu pintar di sekolah. Bahkan tergolong siswa yang pemalas untuk belajar. Tetapi dari kelas X sampai lulus Alhamdulillah tidak pernah peringkat 5 besar paling bawah. 


Pada saat kelas XII adalah waktunya memikirkan UN dan kelanjutan setelah lulus sekolah. banyak dari temanku yang sudah browsing di internet soal pendaftaran kuliah ptn/pts maupun sekolah ikatan dinas. Sebenarnya aku malas untuk browsing tentang kuliah karena aku ingin fokus UN. Akan tetapi pendaftaran SNMPTN diadakan sebelum UN. Oleh sebab itu aku mulai browsing tentang jurusan. Aku sengaja browsing soal jurusan terlebih dahulu karena belum mempunyai pandangan tentang jurusanku kelak. Aku mulai tertarik saat membuka website Desain Komunikasi Visual.
Jurusan itu ternyata terdapat di ITB. Setelah konsultasi kepada teman-teman, guru dan orang tua ternyata banyak yang meremehkan jurusan itu. Terlebih lagi ternyata orang tuaku tidak mengizinkan untuk kuliah diluar Semarang  kecuali sekolah ikatan dinas. Aku mulai bingung lagi karena ditolak setelah mendapat jurusan yang kurasa cocok buatku. Aku mulai frustasi dengan JURUSAN. 


Aku hanya diperbolehkan kuliah di Semarang atau ikatan dinas. Aku mulai malas mendengarkan setiap ada sosialisasi dari kakak alumni yang menerangkan tentang Universitas karena larangan kuliah luar Semarang. Orang tua menyarankan untuk mengambil MIPA. Tetapi aku tidak tertarik karena aku ingin mempelajari ilmu terapan. Setelah browsing lagi, aku menemukan jurusan teknik informatika. Aku tertarik dengan jurusan itu karena prospek kerja yang bagus dan aku menyukai ilmu komputer. Dan kali ini pun aku mendapatkan kata-kata yang meremehkan jurusan pilihanku setelah konsultasi lagi dengan guru bk sekolah maupun orang tua. Untuk kali ini aku bersikap egois. Apapun yang kupilih itulah yang kujalani kelak. Aku menuliskan jurusan Teknik Informatika UNDIP di pilihan I dan Teknik Elektro UNDIP di pilihan II. Aku memilih teknik Elektro di pilihan II karena cowok di kelasku kebanyakan memilih jurusan itu sehingga aku ikut-ikutan memilih jurusan itu. Aku memilih UNDIP karena letaknya jauh dari rumahku dan memungkinkan aku untuk ditempatkan di kos-kosan.


27 Mei 2014 adalah hari pengumuman SNMPTN. Aku termasuk orang yang tidak lolos di hari itu. Sedih rasanya tidak lolos. Tetapi aku mendapat kabar bahwa teman sekelasku tidak ada yang lolos. Ada sedikit rasa lega karena mempunyai teman yang senasib. setelah itu sebagian temanku yang sudah lolos di Jalur PMDK langsung diambil dan sebagian lainnya memilih untuk mendaftar jalur SBMPTN demi mendapatkan ptn.


Aku dan yang lainnya bersama-sama mendaftar SBMPTN. Ada yang mengisi jurusannya sama dengan waktu SNMPTN dan ada yg berbeda. kembali lagi aku memikirkan soal jurusan. Aku mulai konsultasi kepada kakak alumni yang kuliah di undip tentang jurusan yang dia ambil. Dia adalah mahasiswa Teknik Geodesi UNDIP. Dengan kalimat yang memperlihatkan sisi baik jurusannya dan prospek kerjanya aku mulai tertarik dengan Teknik Geodesi. Aku memang mudah terbujuk walaupun sebenarnya aku belum paham soal jurusan itu.


Untuk jurusan teknik informatika aku bertanya banyak soal jurusan itu pada saudaranya pacarku yang menjadi mahasiswa Teknik Informatika. Aku bertanya banyak hal mulai dari pengertian teknik informatika, apa saja yang dipelajari di Teknik Informatika dan keluh kesahnya menjadi mahasiswa Teknik Informatika. Dari penjelasan yang kudapat dari beliau malah membuatku enggan untuk memilih jurusan Teknik Informatika.


                Aku memutuskan memilih Teknik Elektro di Jurusan I dan Teknik Geodesi di Jurusan II. Aku harap masuk di Teknik Geodesi tetapi aku menaruhnya di pilihan kedua karena aku kurang yakin masuk di pilihan I. Banyak temanku yang mengikuti bimbingan belajar diluar untuk mempersiapkan SBMPTN. Aku hanya mengikuti bimbingan belajar gratis yang diadakan di sekolah dan itu tak membuatku patah semangat. Bagiku siapa yang bersungguh-sungguh dialah yang mendapatkan.


                5 hari sebelum pelaksanaan ujian peserta disuruh untuk mencetak kartu ujian. Mungkin karena banyak yang membuka website itu aku berulang kali gagal login padahal Nomor PIN dan kata sandinya benar. Aku meminta bantuan pacarku untuk membuka akunku dan melihatkan lokasi ujianku. Keesokan harinya aku mencoba membuka dan berhasil. Aku melihat ada slip pembayaran yang harus dicetak dan aku mencetaknya. 


                Tepat sehari sebelum ujian aku beristirahat supaya tidak tegang. Malamnya aku dibangunkan ayah untuk sholat tahajud meminta do’a agar dilancarkan ujiannya besok. Setelah sholat aku belajar sejenak hingga tertidur. Pukul 4.30 pagi aku bersiap-siap untuk menuju lokasi ujian. Sesampainya disana aku mulai bingung dengan nomor peserta yang berbeda dengan yang ada di kartu yang aku cetak. Rasa Khawatir mulai muncul di benakku. Aku menanyakan petugas dan ternyata aku salah cetak. Seharusnya aku mencetak kartu peserta yang terdapat nomor peserta di dalamnya tetapi yang aku cetak adalah slip pembayaran yang tak penting untuk dibawa ke lokasi ujian. Aku meminta pertimbangan petugas tersebut tentang kesalahanku. Aku ditanya tentang nomor peserta. Otomatis aku tak tahu berapa nomor pesertaku karena aku hanya melihat halaman slip pembayaran di website tersebut. Aku terus meminta pertimbangan namun petugas tersebut malah berkata “Ikut aja SBMPTN tahun depan” T_-“


                Dengan langkah lesu aku menghidupkan mesin motor dan bergegas pulang kerumah. Di perjalanan tiba-tiba air mataku menetes di pipiku. Perasaanku kacau. Marah, sedih, kesal bercampur menjadi satu. Aku berhenti di pinggir jalan untuk memutar lagu "Ya Sudahlah-Bondan and F2B” dengan hp yang kupasangkan headset di telinga dengan volume max. Tangisanku menjadi semakin banyak karena mendengarkan lagu itu. Lagu tersebut kuputar berulang-ulang sepanjang perjalanan menuju rumah.


                Sesampainya dirumah aku dimarahi oleh orang tuaku soal kecerobohan yang terjadi. Aku hanya terdiam saja menyesali apa yg telah kuperbuat. Keesokan harinya aku mulai browsing soal ujian mandiri dan ikatan dinas. Aku mulai menuruti orang tua jika diarahkan untuk mendaftar dimanapun. Aku mendaftar STAN,UM  UNNES, UM POLINES, dan UM UNDIP. Temanku kebanyakan tidak belajar karena menunggu pengumuman SBMPTN. Berbeda denganku yang sudah tidak mempunyai harapan SBMPTN sejak awal ujian. Maka dari itu aku mulai belajar setiap ada waktu kosong dirumah dan sampai memaksakan belajarku agar tidak disuruh mengerjakan sesuatu oleh orang tua. Terkadang aku merasa malas untuk belajar karena jadwal ujian mandirinya masih lama sekali. 


                Berita tentang kegagalan SBMPTNku mulai tersebar di kalangan teman sekelasku. Ada yang mengkasihaniku, ada yang jengkel dengan kecerobohanku bahkan ada yang menertawaiku. Aku tak marah kepada mereka. Aku tak dendam pada mereka yang mencemoohku. Aku bahkan menganggap itu adalah dukungan yang dibalut dengan tawa canda mereka. Bagi orang yang tidak mengetahui kegagalanku menanyakan tentang sudah diterima dimanakah diriku. Ketika ada pertanyaan itu aku akan menjawabnya dengan malu-malu “Masih mencari-cari universitas”.


                Ayahku,ibuku,bahkan adikku yang duduk di bangku kelas 2 SD diberikan pertanyaan tentang dimanakah aku kuliah dan mereka hanya mengalihkan pembicaraan atau berkata “tidak tahu” Maafkan aku yang sampai saat ini belum lolos. Semoga di UM aku bisa lolos. Mendapat pukulan batin yang sangat menyakitkan tersebut menjadikanku semakin giat dalam belajar untuk mempersiapkan UM.


                Ujian yang pertama adalah Ujian STAN yang diikuti oleh ribuan orang. STAN memang menjadi incaran banyak orang karena memiliki ikatan dinas dan sepenuhnya biaya kuliah ditanggung pemerintah. Maka dari itulah sangat sulit untuk masuk STAN. Ketika Ujian STAN aku merasa gugup karena disuruh mengerjakan soal yang banyak dengan waktu yang singkat. Kira-kira satu soal hanya mempunyai waktu 1,5 menit. Aku mungkin bisa mengerjakan tetapi cara berhitungku memang kurang cepat. Akhirnya aku hanya dapat mengerjakan sepertiga dari jumlah soal. Meskipun hanya mengerjakan sepertiga soal saja aku masih menaruh harapan agar lolos ujian walaupun akhirnya aku gagal ketika pengumuman.  Mungkin memang aku tidak ditakdirkan kuliah di STAN. Masih ada UM POLINES, UNNES, dan UNDIP. Semangat!


                Ujian selanjutnya adalah UM POLINES. UM POLINES adalah jalur ke 3 setelah jalur nilai raport dan UMPT. UMPT adalah UM POLINES yang gratis sedangkan UM yang kuikuti harus membayar 100.000 rupiah. temanku yang lolos di UMPT berkata bahwa soal yang diujikan sangatlah mudah sehingga mereka hampir mengerjakan semua soal. Ucapan itu menumbuhkan kepercayaan diri bahwa aku bisa. Temanku bisa dan aku juga harus bisa. Aku mengambil teknik informatika D3 di pilihan I dan pilihan lainnya mengambil jurusan yang peminatnya sedikit agar dapat lolos. Dengan diantar oleh mama aku berangkat ke kampus POLINES yang terletak di Tembalang. Karena sampai sana terlalu pagi aku memutuskan untuk membuka catatan tentang fisika yang pernah diajarkan oleh guruku. Tak lama setelah mempelajari sekilas bel tanda mulai masuk ruangan berbunyi. Teeet teeet teeet...


                Saat mengerjakan aku begitu bersemangat karena Alhamdulillah sebagian besar bisa mengerjakan soalnya. Ditengah aku mengerjakan soal ternyata orang yang berada di sebelahku membawa handphone dan menggunakannya. Itu adalah pelanggaran. Tapi aku acuh tak acuh dengan hal tersebut. Aku lebih memikirkan soal yang berada di depanku saat itu. aku mengerjakan 80 soal dari 100 soal. Temanku memang benar tentang soal yang diujikan. Semoga aku lolos UM POLINES. Pengumuman UM POLINES sangat lama sekali. Sementara itu seminggu setelah ujian di POLINES aku mengikuti UM UNDIP. UM UNDIP dilaksanakan setelah pengumuman SBMPTN. Kali ini aku tidak sendirian karena sebagian dari temanku yang tidak lolos SBMPTN, mengikuti UM  UNDIP. Aku mengambil jurusan Teknik Elektro S1 di pilihan I dan Teknik Geodesi di pilihan II. Aku berharap banyak di pilihan II karena aku menganggap sangat sulit bagiku masuk pilihan I. 


Soalnya mudah mudah sulit. Waktunya menurutku pas untuk mengerjakan soal tetapi aku kurang yakin dengan jawabanku tentang soal Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Aku hanya berdoa kepada Allah agar diberikan keputusan yang terbaik. Selang beberapa pengumuman UM POLINES muncul. Alhamdulillah aku lolos di jurusan Teknik Informatika D3 dengan biaya kuliah persemester 5 juta. Aku sangat senang karena sudah lolos namun di satu sisi aku juga bingung harus diambil atau tidak. Untuk siswa yang telah lolos diwajibkan membayar biaya semester awal dengan batas waktu yang ditentukan. Batas waktu tersebut sangat pendek jauh sebelum pengumuman UM UNDIP.


Jika aku tidak membayar maka dinyatakan mengundurkan diri dan itu artinya aku harus harap-harap cemas lagi dengan pengumuman UM UNDIP dan UM UNNES. Orang tuaku bertanya kepadaku tentang keseriusan jika aku kuliah di POLINES. Tetapi aku menjawab tidak serius karena dalam hatiku masih ingin memasuki UNDIP. Oleh karena ketidak seriusanku maka kami sekeluarga memutuskan untuk melepaskan POLINES. Menunggu pengumuman UM UNDIP juga lama sekali hingga aku melewati Ujian UM UNNES terlebih dahulu. Di UNNES aku mengambil Jurusan Pendidikan Teknik Elektro dan Pendidikan Fisika di pilihan II. Lagi-lagi aku memilih tanpa tahu alasannya dan aku memilih jurusan Pendidikan Fisika karena peminat yang mengambil itu sangat sedikit maka kemungkinan aku masuk Pendidikan Fisika agak besar. 


Kali ini juga ada temanku satu kelas yang mengikuti UM UNNES. Soal di UM UNNES menurutku juga sulit sulit tetapi masih mudah ini jika dibandingakan dengan UM UNDIP menurutku. Di UM UNNES banyak sekali soal tentang Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang tidak tahu kebenarannya secara pasti. Aku lebih menyukai soal eksak yang sudah pasti jika benar dan salah. Sistem penilaian di UM UNNES ini sangat berbeda dengan UM POLINES atau UM UNDIP. Tidak ada pengurangan bagi jawaban yang salah. Jika benar mendapatkan nilai 1. Jika salah/ tidak diiisi tidak mendapatkan nilai. Jadi aku kali ini akan menjawab seluruh soal walaupun aku tidak tahu jawabannya karena tidak ada pengurangan. Masa bodoh dengan soal sulit. Yang penting sudah kujawab semuanya. Kalau benar Alhamdulillah mendapat tambahan nilai kalau salah tak apa-apa.


Beberapa hari setelah ujian di UNNES pengumuman UM UNDIP keluar pada pukul 4 sore.  Aku diberi tahu temanku lewat BBM pengumumannya diajukan 1 hari dari jadwal. Saat itu aku mandi dengan membawa hp di kamar mandi. Dengan jantung berdebar debar aku membuka website resmi UNDIP di handphone. Sialnya karena disuruh memasukkan nomor tes yang aku tidak hafal. Aku lekas mengambil handuk dan melingkarkannya ke tubuh lalu langsung berlari menuju kamarku untuk melihat nomor tes yang ada di kartu tes. Hormon adrenalinku seakan memicu detak jantungku berdegup lebih kencang. Setelah loading selesai aku melihat sebuah kata yang sangat mencolok karena ukuran besar dengan tulisan “SELAMAT ANDA LOLOS


“Alhamdulillahirobbil Alamin ya ALLAH!!!... Puji Syukur atas rahmat-Mu”


Aku lolos. Aku lolos. Ini bukan mimpi. Ini kenyataan. Setelah aku melihat kata lolos aku melihat jurusanku. Tanpa disangka ternyata aku malah diterima di pilihan I yaitu Teknik Elektro S1. Walaupun tidak sesuai perkiraan tetapi syukurlah bisa diterima di UNDIP. Lega rasanya sudah ada universitas yang mau menerima anak ceroboh sepertiku. Kini orang tuaku bisa menjawab dengan bangganya “anakku diterima di UNDIP”. Adikku bisa menjawab “kakakku diterima di UNDIP” T_^ . . .

                Aku berterima kasih kepada orang tua, bapak ibu guru, teman-temanku yang mendoakanku. Hasil yang kuraih tidak semata-mata hanya karena keberuntungan melainkan doa kalian kepada Allah SWT. Beberapa hari kemudian aku juga diterima di Pendidikan Teknik Elektro UNNES tetapi aku tetap memilih UNDIP dengan alasan lokasi UNDIP yang jauh dari rumahku hingga aku harus berada di kos-kosan. Aku memang tidak ingin saat kuliah nanti menetap dirumah.


                Aku harap teman-temanku yang belum mendapatkan universitas bisa bersabar dan berdoa. Semoga kalian juga mendapatkan universitas yang cocok buat kalian. Buat para reader cerita ini terima kasih telah membaca coret-coretan kisah nyataku ini. Semoga adik adik kelas tidak melakukan seperti kecerobohanku ya karena pemeran diperankan oleh orang koplak. Good Luck! ^_^"

Komentar

  1. keren kak perjuangan nya^^ btw, tolong share dong kak soal2 um unnes tahun kemarin ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf dek soalnya sudah hilang. Tetap semangat ikut Ujian Mandiri ya! ^_^"

      Hapus
  2. terima kasih infonya

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih sudah berkunjung ^_^"

      Hapus
  3. Bagus ceritanya, kelihatan banget kalo gak patah semangat, mungkin beda lagi ceritanya kalo aku jadi kamu haha, btw saya pejuang sbm 2016 salken :--)

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal noormalita. terima kasih udah berkunjung di blog ini

      Hapus
  4. Ceritanya bagus buat inspirasiku, aku udah dinyatakan gagal 4 kali :'(
    Tp stlah liat critanya, dan ada kalimat "SELAMAT ANDA LOLOS" Ikut sneng bacanya. Semoga aku bisa nyusul dpt kalimat menggembirakan itu, stelah sekian sering ditolak :-(

    BalasHapus
    Balasan
    1. amiin.. semoga kamu bisa diterima di univ yang diinginkan ya ^_^". terima kasih udah baca ceritaku

      Hapus
  5. ceritanya nyentuh banget, cocok sm soundtracknya, btw makasih buat ceritanya kak, hampir mirip sm keadaanku. semoga ak jg bisa nyusul ya kak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Ivykle sudah mau baca kisah saya. semoga kamu bisa dapet perguruan tinggi yang diinginkan ya

      Hapus
  6. Ak belum dpt universitas gimana nih... Tapi harapan di UNNES...

    BalasHapus
    Balasan
    1. just try it more hard. masih ada jalur mandiri UNNES. belajar lebih giat. jangan lupa tingkatkan ibadahnya juga biar seimbang ^_^". good luck, surya!

      Hapus
  7. bang soal um di polines itu pilihan ganda apa essay?

    BalasHapus
  8. bang soal um di polines itu pilihan ganda apa essay?

    BalasHapus
  9. halo, kira kira materi yang dipelajari um undip apa aja ya. misalnya mtk nya materi apa aja, kimia fisika bio inggris. thanks

    BalasHapus
    Balasan
    1. materinya sama kayak sbmptn kok.. dulu aku belajar pake buku soal2 sbm sama cari2 soal um undip tahun lalu.

      Hapus
  10. Anonim6/26/2017

    saya mau nanya, sistem penialaian um unnes benar dapat poin 1 salah dapat poin 0 masih berlaku untuk tahun ini ga ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah kalau itu kurang tau ya. bukannya promosi, taapi mending cari soal2 um unnes tahun lalu atau beli di sekitaran unnes ada

      Hapus
  11. kak dulu kira2 bener berapa ya soalnya??,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau itu hanya tuhan dan penilai yang tau dek. soalnya gak dicocokin langsung. tetap optimis dan belajar yg giat aja dek.ganbatte

      Hapus
  12. Kak dulu ngerjain um undip brp soal ya kira kira



    BalasHapus
  13. UM Undip sama Unnes cara penilaiannya kayak gmn kak??

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer